Film “Believe” Guncang Emosi dan Semangat Nasionalisme,

Scene dalam Film Believe, Keluarga Korban Perang memberikan bunga kepada Agus Subianto karena telah menyelamatkan mereka (Foto:WP/Kakehang)

Nobar Kodam XV Pattimura Bersama Forkopimda dan Masyarakat Maluku, Penuh Inspirasi Kehidupan 

Jajaran Pejabat Kodam XV Pattimura bersama Forkopimda Provinsi Maluku, setelah menyaksikan Film BELIEVE, dan Foto bersama di Studio 2 Bioskop XXI ACC, Passo, 26 Juli 2025 (Foto:WP/Kakehang)

KAKEHANG | Ambon, 26 Juli 2025

Bioskop XXI di Ambon City Center menjadi saksi betapa film Believe: Takdir, Mimpi, Keberanian menyentuh hati ribuan penonton di Maluku. Acara nonton bareng (Nobar) Kodam XV Pattimura bersama Forkopimda Provinsi Maluku dan Masyarakat yang diselenggarakan pada Sabtu, 26 Juli 2025, bukan hanya menjadi tontonan hiburan semata, namun menjelma menjadi ruang refleksi nasionalisme, keteladanan pemimpin, serta penguatan nilai bela negara di tengah masyarakat, terutama generasi muda.

Salah Satu Scene dalam Film Believe (Foto:WP/Kakehang)

Film yang berlatar sejarah, kisah hidup dan perjuangan Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subianto dan prajurit Indonesia di Timor Timur,

Salah Satu Scene dalam Film Believe (Foto:WP/Kakehang)

ditonton bersama oleh jajaran pejabat penting di Maluku, di antaranya:

Pangdam XV/Pattimura Mayjen TNI Putranto Gatot Sri Handoyo,

Wakapolda Maluku Brigjen Pol. Imam Thobroni, S.I.K., M.H.,

Sekretaris Daerah Provinsi Maluku Sadali Ie,

Komandan Korem 151/Binaiya Brigjen TNI Antoninho Rangel da Silva, S.I.P., M.Han,

Kepala Badan Intelijen Negara (Kabinda) Maluku, Marsekal Pertama (Marsma) R. Harys Soeryo Mahendro,

Jajaran Forkopimda Kota Ambon dan Provinsi Maluku, serta para tokoh masyarakat lainnya termasuk beberapa Raja-Raja Negeri Adat, dan masyarakat Ambon dan sekitarnya.

Film tersebut mampu menembus sekat usia dan jabatan, menyatukan generasi tua dan muda dalam satu pesan kuat: setia pada bangsa hingga titik darah penghabisan.

Pangdam XV/Pattimura, Mayjen TNI Putranto Gatot Sri Handoyo, (Foto: Humas Kodam)

Pangdam XV/Pattimura, Mayjen TNI Putranto Gatot Sri Handoyo,

dalam tanggapannya usai menyaksikan film, menyatakan bahwa Believe adalah potret utuh pengabdian seorang prajurit. Ia menekankan pentingnya memahami beban tugas militer dan peran pemimpin di tengah krisis.

“Film believe ini bukan sekedar film biasa, ini adalah cerminan dari Seorang Prajurit yang berjuang di Medan Tempur, Jadi di dalam adegan-adegan film yang ditampilkan itu tentang beratnya beban tugas, masalah dilema nurani dan pengorbanan yang tersembunyi di balik dentuman senjata yang demikian kerasnya, jadi ini memang sangat luar biasa dan hal ini bukan merupakan mahakarya yang biasa-biasa, tapi ini mahakarya yang sangat luar biasa, karena kita di sini diingatkan kembali Supaya kita bisa mengerti tentang arti makna kesetiaan, arti makna pengorbanan dan tentunya yang paling penting adalah bagi seorang pemimpin adalah, figur keteladanan bagi seorang komandan bagi prajuritnya, baik itu di dalam medan tugas operasi maupun di home base masing-masing dan pesan saya bagi prajurit, apabila diberikan tugas harus sukses harus berhasil, Untum kualitas filmnya itu, wah sangat luar biasa kita selama ini belum pernah disuguhkan film laga perang yang seperti ini, jadi sangat luar biasa ini, jadi saya mengajak masyarakat wilayah Ambon dan sekitarnya, mari sama-sama nonton film believe ini membangkitkan semangat pengabdian kita kepada negeri kita tercinta ini.”

Wakapolda Maluku, Brigjen Pol. Imam Thobroni, S.I.K., M.H., (Foto: Humas Kodam)

Wakapolda Maluku, Brigjen Pol. Imam Thobroni, S.I.K., M.H.,

juga memberikan penilaian positif terhadap alur cerita dan pesan moral dalam film tersebut. Ia menyoroti betapa relevannya perjuangan dalam film itu dengan situasi dunia saat ini, serta pentingnya film seperti ini untuk membentuk karakter pemuda.

“Jadi Kita sudah Nonton Filmnya, intinya kalau lihat benang merah, plot twistnya tersebut sangat bagus ya dari film itu, sangat menginspirasi, gerakan perjuangan seorang tentara bagaimana dia harus melindungi keluarga dengan nyawanya, terus pasukannya di lapangan, realitanya seperti itu ya, kita tidak bisa mengabaikan, tapi ini menjadi inspirasi bagi generasi muda meskipun itu settingan filmnya di tahun 1975 masih konflik dengan Timor Timur saat itu, tapi kalau kita kaitkan dengan sekarang pun masih berlangsung, negara-negara yang lain yang sementara berperang, keadaan Jaman ya, ke depannya kita siapkan tentara-tentara profesional, tapi yang penting jiwa nasionalismenya itu, semangatnya yang harus kita teladani, seorang anak bangsa, semangatnya bagaimana dia harus urusan dengan keluarga, dan pasukannya di Medan Tempur, mungkin agak broken home ya kita bisa lihat di situ ya, dia bisa jadi tentara dan dia bisa menginspirasi bagi generasi berikutnya, Saya kira sangat bagus sekali film believe ini, Terkait Cinta Tanah Air, ini yang perlu kita galakkan untuk generasi muda karena kalau sekarang mungkin ya lebih main gadget gitu ya main game, harus disentuh juga dengan film-film perjuangan seperti ini, saya kira harus kita berkolaborasi dengan dinas pendidikan dan seterusnya saya kira ini cukup bagus.”

Sekretaris Daerah Maluku, Sadali Ie, (Foto: Humas Kodam)

Sekretaris Daerah (Sekda) Maluku, Sadali Ie, memberikan pandangan bahwa film ini sangat tepat menjadi media pembelajaran bagi generasi muda. Tugas, kata Sekda, harus dilihat sebagai panggilan perjuangan, bukan sekadar beban.

“Jadi baik terima kasih teman-teman pers kita baru saja menyaksikan bersama film believe, ini adalah suatu film yang sangat inspiratif bagi generasi muda nanti ya bahwa suatu tugas itu jangan dilihat menjadi beban tapi tugas itu selain berjuang untuk keberadaan negara tapi sekaligus berjuang untuk keluarga sehingga ada harapan keyakinan dan kepastian dalam melaksanakan tugas itu dengan prinsip kita akan berhasil melaksanakan tugas berhasil melaksanakan tugas negara dan berhasil juga menyelamatkan keberadaan keluarga barangkali itu. untuk ke depan kami berharap seluruh generasi muda itu menonton melihat bahwa film ini akan menjadi dorongan inspirasi bagi mereka untuk ke depan harus mampu melakukan sesuatu yang berharga bagi bangsa dan negara juga bagi keluarga.”

Komandan Korem 151/Binaiya, Brigjen TNI Antoninho Rangel da Silva, S.I.P., M.Han, (Foto: Humas Kodam/Kakehang)

Komandan Korem 151/Binaiya, Brigjen TNI Antoninho Rangel da Silva, S.I.P., M.Han, sebagai penggagas kegiatan nobar bersama Forkopimda Provinsi Maluku, menyampaikan pandangannya secara mendalam karena juga merupakan saksi sejarah dari konflik yang ditampilkan dalam film tersebut.

“Terkait dengan hal ini, saat ini film yang kita nonton tadi, believe, yang pertama, saya selaku saksi sejarah juga, film ini menceritakan tentang masa lalu, mulai dari tahun 1975, 1995, sampai ke terakhir adalah 1999, yaitu jajak pendapat. Jadi konflik waktu itu adalah perang saudara, Indonesia juga masuk ke sana, saya juga waktu itu umurnya hampir sama seperti Bapak panglima TNI, saya dan panglima TNI beda umurnya hanya 1 tahun , beliau lahirnya 1967, saya lahirnya 1968, sehingga kita merasakan pentahapan sejarah yang begitu menyakitkan antara kedua belah pihak, mulai dari masyarakat Timor-timur itu sendiri, dengan para pejuang kita, para prajurit kita yang gugur di medan raga. Semuanya untuk kepentingan negara. sehingga film ini saya berharap sekali memberikan edukasi, memberikan motivasi, dan memberikan gambaran kepada seluruh masyarakat Indonesia bahwa, kita perlu mencintai negara kesatuan Republik Indonesia itu tanpa pamrih.”

Ia juga menggarisbawahi antusiasme masyarakat dan keluarga besar TNI atas penayangan film ini.

“Semua keluarga besar tentara khususnya, baik itu angkatan laut, darat dan udara, kita semua berbondong-bondong untuk nonton di sini, di XXI ACC Ambon. Jumlahnya banyak sekali peminatnya mulai dari kemarin sampai sekarang semuanya full, kita booking secara online, Tidak ada yang bisa kosong lagi, akhir kata film ini sangat banyak penonton dan full penonton, dimana film ini sangat bermanfaat untuk masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Maluku.”

Lebih lanjut, Danrem juga menyampaikan harapannya untuk film berikut yang sedang dipersiapkan.

“Saya berharap juga film kita janji senja yang nanti akan ditayangkan juga yang mengangkat kearifan lokal Maluku mudah-mudahan akan seperti ini, mulai dari pembukaan launching sampai ke terakhir, bila perlu lebih ramai lagi, dimana film ini mengangkat kearifan lokal masyarakat Maluku. untuk diketahui film janji senja saat ini sudah didaftarkan di manajemen Jakarta, kita nunggu aja satu dua bulan ke depan, mudah-mudahan cepat untuk dapat diputarkan di seluruh Indonesia mulai dari Sabang sampai ke Merauke khususnya masyarakat Maluku, karena kita angkat salah satu Putri Maluku yang dari Ternate, berhasil masuk jadi tentara, dan berhasil membahagiakan kedua orang tuanya. saya termasuk sutradaranya, termasuk dengan pengarap filmnya, orang terkenal semua..”

Dari unsur masyarakat, Raja Negeri Hitu Lama, Salhana Pelu, turut mengapresiasi film ini sebagai bentuk visual nyata tentang pentingnya pemimpin menjadi teladan.

“Setelah saya ikuti dari awal sampai akhir filmnya keren abis keren banget di situ dituntut seorang pemimpin yaitu seorang yang harus teladan jadi siapapun dia prajurit ketika di medan pertempuran dia adalah contoh dan teladan bagi prajuritnya atau anak buahnya contoh Bagaimana seorang pemimpin bisa melindungi masyarakat terutama anak buah atau pasukan yang dipimpin pokoknya filmnya keren abis deh.”

Sersan Taruna Febri Alexander (Foto: Humas Kodam/Kakehang)

Sersan Taruna Febri Alexander, mewakili suara generasi muda yang tengah digembleng dalam pendidikan militer, turut menyampaikan semangat dan inspirasinya.

“Saya ingin memberikan tanggapan saya terhadap film yang sudah diputar tadi, film ini dapat membuka semangat patriotisme kita sebagai taruna ini sangat penting karena terdapat contoh kepemimpinan yang sangat baik, membentuk mental kepemimpinan yang sangat baik kedepannya, impian saya, saya bisa mengikuti jejaknya Jenderal TNI Agus Subianto yang terdapat pada film believe, untuk Pemirsa dirumah, harus nonton film ini karena film ini sangat bermanfaat,”

Anak-anak pun tidak kalah antusias. Seorang anak perempuan yang turut hadir menyampaikan kesan jujurnya.

“Saya juga suka adegan waktu Tentara berperang di Hutan, keren sekali, dan waktu terakhir pada saat menyelamatkan anak kecil dari Bom”.

Anak laki-laki lainnya menambahkan,

“Sangat Suka adegan waktu berperang, saya bercita-cita jadi TNI”

dan satu anak lainnya berujar,

“Cita-Cita saya menjadi Akabri, Saya suka adegan pada saat tentara berjuang untuk Indonesia dan tanah air, jadi pemirsa, kita harus menjadi contoh, dan bisa untuk membela Tanah Air Indonesia…”

Antusiasme luar biasa ini membuktikan bahwa Believe adalah lebih dari sekadar film. Ia adalah media penyemai semangat nasionalisme, pelajaran tentang kepemimpinan, dan cermin pengabdian yang tulus kepada Tanah Air. Di tengah tantangan era digital, film ini hadir sebagai jawaban untuk menggugah kembali semangat generasi muda dalam mencintai bangsa dan negara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *