KAKEHANG | AMBON, 28 Juni 2025
Gedung Pertunjukan Balai Bahasa Provinsi Maluku menjadi saksi semarak dan kekhidmatan malam puncak Pemilihan Duta Bahasa Provinsi Maluku Tahun 2025, yang digelar pada Sabtu malam, 28 Juni 2025. Acara ini bukan sekadar ajang pencarian duta bergengsi, melainkan menjadi wahana transformasi kesadaran kolektif tentang pentingnya pengutamaan bahasa Indonesia, pelestarian bahasa daerah, dan penguasaan bahasa asing sebagai modal budaya generasi muda Maluku.
Hadir dalam malam penuh makna itu, berbagai tokoh penting daerah dan nasional. Antara lain: Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku, Drs. James Leiwakabessy, MM, yang mewakili Gubernur Maluku; Kepala Balai Bahasa Provinsi Maluku, Kity Karenisa, S.S., M.A.; Hj. Rohani Vanath, tokoh perempuan Maluku; para pimpinan OPD terkait dari tingkat provinsi dan kota; para rektor dari sejumlah perguruan tinggi ternama di Maluku; perwakilan lembaga budaya seperti Museum Siwalima dan IPSI Maluku; serta mitra kerja Balai Bahasa dari berbagai kalangan.
Kehadiran mereka menjadi simbol dukungan penuh terhadap peran strategis bahasa dalam memperkuat jati diri dan daya saing generasi muda Maluku di tengah arus globalisasi.
Sambutan Pemerintah Provinsi: Bahasa sebagai Identitas dan Jembatan Dunia

Dalam sambutannya, Plt Kadis Dikbud Provinsi Maluku, Drs. James Leiwakabessy, MM, yang juga membuka acara secara resmi, menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya merawat bahasa sebagai wujud kecintaan terhadap bangsa.
“Atas nama Pemerintah Provinsi Maluku saya ucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Balai Bahasa Provinsi Maluku yang secara konsisten menggelar kegiatan ini. Ini bukan hanya ajang kompetisi, melainkan wadah pembinaan generasi muda Maluku dalam pengutamaan bahasa Indonesia, pelestarian bahasa daerah, dan penguasaan bahasa asing,” ujarnya.
Ia juga menyoroti nilai strategis pemilihan duta bahasa sebagai bagian dari pembangunan karakter generasi muda. Dalam konteks Maluku yang memiliki 71 bahasa daerah, keberadaan duta bahasa dinilai penting dalam menjaga vitalitas bahasa sebagai bagian dari identitas lokal.
“Saya menyambut baik kegiatan ini sebagai wujud nyata dari komitmen bersama untuk mencetak generasi muda bukan hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kepedulian terhadap bahasa dan sastra sebagai identitas bangsa,” tegasnya.
Leiwakabessy menambahkan bahwa Pemerintah Provinsi Maluku berkomitmen untuk melibatkan para duta bahasa dalam berbagai program strategis, termasuk penguatan literasi daerah dan kampanye kebahasaan melalui implementasi Perda Nomor 5 Tahun 2023 tentang Pengutamaan Bahasa Indonesia serta Perlindungan Bahasa Daerah.
Laporan Kepala Balai Bahasa: Dari Seleksi Ketat, Hadir 30 Finalis Terbaik
Dalam laporan pelaksanaan acara, Kepala Balai Bahasa Provinsi Maluku, Kity Karenisa, S.S., M.A.,

menyampaikan bahwa antusiasme generasi muda terhadap pemilihan duta bahasa tahun ini sangat tinggi. Dari 227 pendaftar berusia 18–25 tahun, sebanyak 211 peserta lolos seleksi administrasi dan mengikuti tahap-tahap seleksi ketat, termasuk wawancara, pembekalan, hingga uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) dengan standar skor minimal 578 (unggul).
“Para finalis ini adalah generasi muda yang menyisihkan ratusan pesaing. Mereka telah mengikuti pembekalan kebahasaan, penguatan literasi, pelatihan public speaking, dan penulisan artikel. Ini bukan sekadar seleksi kecakapan bahasa, tetapi juga penempaan karakter dan wawasan kebangsaan,” jelas Kity.
Kity juga menegaskan bahwa duta bahasa bukan hanya wajah promosi, tapi mitra strategis negara dalam pembinaan kebahasaan dan kesastraan. Dalam konteks Maluku, peran mereka krusial untuk memastikan 68 dari 71 bahasa daerah yang tersisa tidak punah.
“Semoga tulisan ‘Duta Bahasa Provinsi Maluku Tahun 2025’ yang tersemat di selempang mereka tidak hanya menjadi simbol, tetapi juga melekat di sanubari mereka. Tugas besar menanti: menghidupkan kembali bahasa-bahasa daerah yang terancam punah,” pungkasnya.
Pernyataan Kepala Pusat Pembinaan Bahasa: Bahasa adalah Kedaulatan Bangsa

Menguatkan makna kegiatan ini, Drs. Imam Budi Utomo, M.Hum., Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Badan Bahasa Kemendikbudristek, dalam pidatonya menyampaikan bahwa duta bahasa adalah bagian penting dari empat program prioritas nasional bidang kebahasaan, yaitu:
- Pengutamaan bahasa negara,
- Literasi kebahasaan dan kesastraan,
- Pelindungan bahasa dan sastra daerah,
- Internasionalisasi bahasa Indonesia.
Ia menekankan bahwa tugas merawat bahasa bukan hanya beban Balai Bahasa, tetapi tanggung jawab bersama antara pemerintah pusat, daerah, akademisi, komunitas, dan masyarakat.
“Bahasa Indonesia bukan hanya bahasa nasional atau bahasa persatuan. Sejak 18 Agustus 1945, ia adalah bahasa negara, dan itu adalah amanah konstitusi. Maka, tugas kita menjaga kedaulatannya,” tegas Imam.
Terkait pelestarian bahasa daerah, Imam mengingatkan bahwa 3 dari 71 bahasa daerah di Maluku telah dinyatakan punah. Tanpa upaya serius, sisanya bisa menyusul. Oleh sebab itu, program revitalisasi bahasa daerah terus didorong dan duta bahasa menjadi ujung tombak pelaksanaannya.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Kami butuh kolaborasi: dengan pemda, lembaga pendidikan, komunitas sastra, hingga Dharma Wanita dan Ibu PKK. Semua pihak harus bergandengan tangan,” katanya.
Imam juga menyampaikan rencana besar tahun ini: para pemenang duta bahasa akan diundang ke Jakarta dan berpeluang mewakili Indonesia di forum-forum internasional, bahkan berpartisipasi dalam upacara kenegaraan di Istana Negara, seperti yang pernah dilakukan pada tahun 2015.
30 Finalis, 10 Besar, 2 Terbaik: Duta Bahasa Maluku untuk Indonesia

Malam puncak ini menjadi puncak dari seluruh rangkaian seleksi, di mana dari 30 finalis terbaik, juri memilih 10 besar Duta Bahasa Provinsi Maluku 2025, dan selanjutnya 1 putra dan 1 putri terbaik yang akan mewakili Maluku di tingkat nasional. Penampilan mereka didukung oleh tata rias profesional dari Wardah, serta mendapat pelatihan penampilan dan komunikasi dari mentor berpengalaman.
Ikatan Duta Bahasa Maluku bersama panitia dan seluruh mitra turut menyukseskan kegiatan ini secara kolaboratif. Nama-nama baru telah lahir, namun yang lebih penting, semangat dan tanggung jawab besar telah diwariskan.
Penutup: Bahasa sebagai Ruh Pembangunan Berkelanjutan
Pemilihan Duta Bahasa Provinsi Maluku tahun 2025 bukan hanya pencarian gelar dan popularitas. Ia adalah panggilan sejarah untuk menyelamatkan bahasa dari kepunahan, menguatkan identitas di tengah arus global, dan menempatkan bahasa Indonesia sebagai kekuatan diplomasi budaya dunia.
KAKEHANG mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjadikan ajang ini sebagai momentum kebangkitan kebahasaan Maluku. Mari dukung para duta muda kita agar tidak sekadar jadi simbol, tetapi motor penggerak perubahan dan inspirasi kolektif.
“Mari kita utamakan Bahasa Indonesia sebagai lambang persatuan, rawat dan hidupkan bahasa daerah sebagai akar jati diri, serta kuasai bahasa asing sebagai jembatan untuk dunia. Bersama, kita ciptakan Maluku yang lebih maju, berdaya saing, dan tetap berakar pada kebudayaan.” — (Plt Kadis Dikbud Provinsi Maluku, James Leiwakabessy)
#DutaBahasaMaluku2025 #BahasaMenjadiJatiDiri #MalukuBerbahasa #KAKEHANG