MALUKU  

Farham Suneth: Pernyataan Abdullah Vanath Bukan Menghina Agama, Tapi Seruan untuk Pendekatan Sosial yang Lebih Nyata

KAKEHANG | Ambon

Direktur Roemah Beta Kreatif, Farham Suneth, meluruskan polemik yang berkembang terkait pernyataan Wakil Gubernur Maluku Abdullah Vanath mengenai ketidakefektifan khotbah keagamaan dalam mengatasi kebiasaan minum sopi di masyarakat. Ia menegaskan bahwa pernyataan Vanath bukanlah bentuk penghinaan terhadap agama, melainkan kritik konstruktif terhadap pendekatan yang belum menyentuh akar persoalan sosial.

Menurut Farham, Vanath hanya ingin menunjukkan bahwa penyampaian nilai-nilai keagamaan melalui khotbah saja tidak cukup jika tidak dibarengi dengan strategi yang lebih menyeluruh dan relevan dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat.

“Pernyataan Pak Vanath jangan dibaca secara sepotong atau emosional. Yang dikritik itu bukan ajaran agama, tapi efektivitas pendekatannya dalam konteks sosial yang kompleks,” jelas Farham dalam keterangannya di Ambon.

Farham menilai Vanath sedang mendorong para pemangku kepentingan, baik tokoh agama, pemerintah, maupun masyarakat sipil, untuk tidak hanya mengandalkan dakwah sebagai satu-satunya cara menanggulangi kebiasaan konsumsi sopi. Sebaliknya, harus ada kolaborasi antara pendekatan moral, hukum, dan ekonomi agar dampaknya lebih nyata.

“Kalau masyarakat tetap minum sopi meskipun setiap minggu dengar khotbah, berarti ada yang perlu dikaji ulang. Apakah pesan-pesan moral itu benar-benar menyentuh kebutuhan dan kenyataan hidup mereka?” tambah Farham.

Roemah Beta Kreatif sendiri, menurut Farham, telah lama mengadvokasi pendekatan berbasis komunitas dan pemberdayaan ekonomi untuk mengalihkan kebiasaan negatif ke aktivitas produktif. Ia menyebut contoh program pelatihan kewirausahaan dan pendampingan kelompok usaha sebagai bentuk nyata dari solusi yang dimaksud Vanath.

“Intinya bukan menolak agama, tapi memperkuat dampaknya melalui pendekatan yang kontekstual, agama jalan, hukum jalan, ekonomi juga jalan,” tegasnya.

Farham juga mengimbau publik untuk tidak gegabah dalam menilai pernyataan tokoh masyarakat, terutama jika konteks dan maksud sebenarnya belum dipahami secara utuh.

“Pak Vanath justru sedang menyampaikan hal yang sangat penting: bahwa kita tidak bisa menyelesaikan masalah sosial dengan satu pendekatan saja. Ini ajakan untuk kerja bersama, bukan serangan terhadap nilai agama,” tutup Farham.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *