Jadikan Seni Sebagai Sarana Mensyukuri Karunia Tuhan

KAKEHANG |  GELAR SENI BUDAYA ISLAMI 2025

Ambon, 8 Juli 2025 – Suasana religius dan penuh semangat kebudayaan Islami mengalir hangat dari Gedung Teater Tertutup Paulus Peea, Taman Budaya Provinsi Maluku, Karang Panjang, Ambon. Di tempat inilah, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku melalui UPTD Taman Budaya kembali menyelenggarakan Gelar Seni Budaya Islami Tahun 2025, sebuah perhelatan tahunan yang memadukan ekspresi budaya dan spiritualitas Islam. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Dana Alokasi Khusus (DAK) Non-Fisik Tahun Anggaran 2025.


Ketua Panitia, Herry Louhenapessy (Foto:WP/Kakehang)

Laporan Ketua Panitia: Seni Sebagai Cermin Peradaban

Kegiatan dibuka dengan laporan dari Herry Louhenapessy, S.Sos., selaku Ketua Panitia, yang menekankan bahwa acara ini bukan sekadar pertunjukan seni, melainkan upaya membangun karakter dan memperkuat nilai-nilai kebaikan dalam masyarakat.

“Kebudayaan adalah cermin peradaban, di dalamnya terkandung nilai sejarah dan jati diri bangsa. Islam sebagai rahmat alami yang luas bagi berkembangnya seni dan budaya luhur, maka melalui acara ini kita tidak hanya menampilkan karya seni Islami tetapi juga menghidupkan kembali semangat supaya melalui budaya membangun karakter dan memperkuat nilai-nilai kebaikan dalam masyarakat.”

Ia menegaskan bahwa acara ini merupakan bentuk nyata dari amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, serta mendukung pelaksanaan Perpres Nomor 108 Tahun 2024 tentang Manajemen Talenta Nasional. Selain sebagai panggung ekspresi budaya, kegiatan ini juga memberikan ruang edukatif bagi generasi muda agar dapat menginternalisasi nilai-nilai moral, estetika, dan spiritual.

“Kami perlu sampaikan bahwa kegiatan ini tidak sepenuhnya didanai oleh DAK Non-Fisik Tahun Anggaran 2025, namun merupakan bagian dari program rutin tahunan yang berdampak signifikan pada atmosfer kesenian Islami di Provinsi Maluku.”

Kegiatan ini juga dikaitkan dengan momentum 1 Muharram 1447 Hijriyah, yang jatuh pada 27 Juni 2025 lalu.

Adapun peserta yang turut memeriahkan acara antara lain: Gahwa Band, Grup Qasidah Al-Faqih, Bengkel Seni Embun Inovasi, serta para penyanyi religi Islam Kota Ambon, yaitu Nurul Toyshuta, Syawali Iksan, Judin Ali, Isra Rahman Kadera, Fauzi Marasanbessy, dan Harun.

Dalam penutup laporannya, Herry menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah mendukung, termasuk Kementerian Kebudayaan RI dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku. Ia juga memohon kesediaan Kepala Dinas untuk membuka kegiatan secara resmi.


Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku, Drs. James Th. Leiwakabessy, MM, memberikan sambutan dalam acara Gelaran Seni Islami 2025, Taman Budaya, Selasa 08 Juli 2025 (Foto:WP/Kakehang)

Sambutan Kepala Dinas: Budaya Bukan Warisan, Tapi Kekuatan Bangsa

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku, Drs. James Leiwakabessy, MM, menyampaikan sambutan sekaligus membuka acara secara resmi. Dalam arahannya, ia menekankan bahwa keberagaman budaya daerah harus dijaga karena merupakan kekayaan dan identitas bangsa.

“Kebudayaan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan cipta, rasa, dan karsa hasil karya masyarakat. Untuk itu, upaya kemajuan kebudayaan harus membuktikan bahwa kebudayaan bukan hanya sebagai warisan, namun menjadi kekuatan untuk mendorong kreativitas dan pembangunan berkelanjutan.”

Ia menegaskan bahwa Gelar Seni Budaya Islami ini merupakan implementasi nyata dari amanat regulasi dan visi Indonesia Emas 2045.

“Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah meningkatkan ketakwaan dan keimanan sebagai umat yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, membina mental spiritual umat beragama, serta menciptakan ruang kreativitas bagi pelaku seni budaya daerah dalam mengembangkan potensi dan kreativitas mereka.”

James mengajak para pelaku seni dan institusi kebudayaan untuk terus menggali talenta dan memperkuat inovasi agar mampu bersaing di ranah global.

“Capaian luar biasa ini tentunya merupakan refleksi dari kerja keras bersama, yang sudah menjadi landasan kuat bagi kita untuk mengaktualisasikan budaya nasional yang lebih berkelanjutan.”


Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Ambon, H.R.A. Fachrurrazy Hassannussi, S.Fil.I., M.Si. memberikan sambutan (Foto:WP/Kakehang)

Pesan Kemenag: Bertahan dari Badai Budaya Asing

Kegiatan ini turut diwarnai pesan reflektif dari Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Ambon, H.R.A. Fachrurrazy Hassannussi, S.Fil.I., M.Si. Dalam penyampaian singkatnya, beliau menekankan pentingnya menjadikan seni sebagai ungkapan rasa syukur.

“Jadikan seni, warnai seni ini sebagai sarana untuk mensyukuri segala karunia dan hikmat yang diberikan oleh-Nya.”

Ia mengajak generasi muda untuk tidak hanyut dalam arus budaya global yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa.

“Saya kira ini hal yang penting yang saya sampaikan. Saya mengajak kita semua di tengah-tengah badai KPop yang luar biasa, badai terbang dari budaya-budaya lain yang sesungguhnya bukan menjadi pakaian kita, maka mari kita tetap bertahan. Mari kita cintai budaya kita sendiri, mari kita lestarikan itu karena walaupun bagaimanapun kita akan menghargai orang tua kita dan para leluhur kita dengan cara menghargai peninggalan-peninggalan mereka.”


Kehadiran dan Penutup Acara

Acara ini turut dihadiri oleh berbagai pihak, antara lain: para pejabat OPD lingkup Pemerintah Provinsi dan Kota Ambon, Kepala Balai Bahasa Maluku, para pembina masjid dan pondok pesantren se-Kota Ambon, serta pimpinan LASQI Provinsi dan Kota Ambon.

Gelar Seni Budaya Islami Tahun 2025 ditutup dengan penuh apresiasi dan semangat untuk terus berkarya. Kepala Dinas secara khusus menyampaikan terima kasih kepada Kepala Taman Budaya beserta seluruh jajarannya yang telah bekerja keras dalam pembinaan dan pengembangan potensi seni budaya daerah.

“Selamat berkarya. Semoga budaya Maluku senantiasa berkembang dan terus maju.”


KAKEHANG – Dari Budaya, Kita Bertumbuh. Dari Nilai, Kita Menguat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *